post by omheyu
Maaf temen-temen, sebelumnya saya mohon izin bahwasannya mulaidetik ini, menit ini, hari ini kita sepakat untuk menghentikan sejenak isu-isu harian di BusriNews yang tidak akan pernah ada habisnya. Perkenankan saya menulis tentang kabar duka yang sedang menimpa teman kita, yang sudah sepantasnya menjadi keprihatinan kita semua sebagai kuli tinta yang selalu terinjak-injak.
Temen-temen, hari ini saya benar-benar sangat terkejut dan tidak menyangka setelah mendengar informasi yang cukup menyesakkan dan memprihatinkan itu. Secara, Mastris Radyamas atau Ama atau biasa aku panggil dia Aey, yang biasa liputan di Republik Sukoharjo harus menerima kenyataan pahit.
Sesuatu yang telah dilakukan saudara dan temen kita ini dianggap sebuah kesalahan sangat fatal oleh redaksi dan perusahaan dimana dia bekerja. Yang lebih menyedihkan, kabarnya badai yang menimpa berawal dari laporan pengacara yang sebelumnya telah dikonfirmasi oleh temen-temen wartawan di Sukoharjo, termasuk Aey.
Yang lebih membuat sesak lagi, Aey saat ini harus terbaring di sebuah rumah sakit di Solo akibat keputusan itu. Keputusan yang dia tidak pernah dinyana akan mengakhiri kariernya sebagai seorang wartawan. Awalnya aku tidak percaya, akhirnya aku sempatkan sms dia untuk memastikan kebenaran informasi itu.
Benar saja, Aey dalam SMS nya mengatakan ” Knp ? Emang aq knpa aey? Ya..bukankah jln gk sll lurus & tanpa hambtn? Doain ya ?”
Jawaban dari Aey itu makin membuat aku merinding. Jawaban yang muncul dari sebuah kepedihan teramat mendalam dari seorang yang begitu teraniaya. Diapun mengiyakan ketika aku tanya tentang kondisinya.
“Iya..dr minggu sore dah sakit radang tggorokan, ispa sm tensi 90/70. Td mlm jm 9.30 sm tmn2 kntr dibw k yarsis soale tensinya drop,” begitu sms Aey.
Sahabat, coba rasakan betapa berat tekanan yang harus dialaminya. Coba bayangkan ketika kita berada di posisi Aey ? Padahal, ketika liputan terakhir yang berujung masalah itu dia sudah sakit tapi dibela-belain kerja untuk memuhi kewajiban sekaligus “memuaskan” perusahaannya. Toh dia tidak minta izin meskipun sakit. Tetapi apa yang dia dapat ?!
So.. apa yang mesti kita lakukan untuk sabahat kita ini, secara kita sering melakukan itu, konfirmasi via satu telephone kemudian mengatakan informasi itu dibagi untuk wartawan lain yang ada di sekitarnya.
Sahabat, seorang temen wartawan sangat senior sempat mempertanyakan kebenaran informasi itu pada saya, dan saya jawab benar.
Dia juga mempertanyakan apa reaksi temen-temen lain. langkah apa yang akan ditempuh untuk pembelaan terhadap teman kita yang sedang mendapat cobaan.
“La apa yang akan kalian lakukan ketika teman kalian seperti itu, kasih advokasi dong. Pelajari dan baca bagaimana klausul kontrak dia,” begitu kata temen senior ku itu.
Sahabat, apa yang menimpa temen kita itu adalah sebuah pelajaran berharga bagi kita semua. Dan rasanya tidak salah ketika saya mengajak temen-temen untuk sekedar mengucapkan kata – kata yang bisa membesarkan hatinya. Memberikan semangat agar dia kuat untuk menghadapi beban berat itu..?
Sahabat, apa yang menimpa Aey sangat mungkin menimpa dan pada kita. Kita itu hanya kuli, sekecil apapun kesalahan itu kalau perusahaan sudah melihat salah, ya tetap salah. Dan tidak ada tempat yang layak untuk kita di kantor yang dibangun kaum Borjuis.
Padahal mereka tidak pernah melihat bagaimana penderitaan dan proses perjalanan yang sudah kita lakukan untuk membesarkan dan menjaga konsistensi perusahaan. Petinggi tidak pernah merasakan bagaimana kulit yang habis terbakar matahari kemudian diguyur dinginnya air hujan bercampur lumpur banjir.
Mereka tidak pernah merasakan bagaimana kekhawatiran keluarga di rumah ketika mengetahui anaknya, saudarnya, istrinya, pacarnya berada di jalan yang penuh dengan rintangan dan tantangan. Baru saja seorang temenku pengacara kondang di Kota Bengawan SMS, “Lawan aku Siap Back Up !!,”
So…bagaimana kawan-kawan, haruskah kita menunggu Aey-Aey yang lain…menjadi korban keganasan sang penguasa..?
kalau temen2 sempat memunculkan ide kita mesti diskusi, inilah sebenar-benarnya maslaah yang mesti kita diskusikan
stuju sekaLi..
pagi td saat mendengar kabar ini, q jg kaget
& sedih tentunya.
apalagi melihat amma yg penuh smangat dan berdedikasi tinggi untuk profesinya..
dari cerita yg kudengar, ini bukan kaLi pertama kasus tersebut ada. beberapa tahun yg LaLu, senior amma di perusahaan yg sama jg bernasib serupa.
bahkan beberapa buLan LaLu, kasus tersebut jg menimpa rekan sekantor amma yg sempat Liputan dg’q di pemkot.
meski tidak setragis keduanya, dan hanya membuahkan SP2.
tapi ituLah kenyataan yg ada..
harusnya kita tergugah untuk seLaLu berjaga,
bersatu untuk saLing mendukung dan mengingatkan
tidak harus ada organisasi resmi untuk memberi dukungan
(tanpa menafikan organisasi wartawan yang ada, atau sekedar mengingatkan.. iniLah waktunya bertindak dan memberi dukungan)
semampu kita, dukungan itu harus segera terwujud daLam bentuk tindakan nyata..
bukan berarti ingin menunjukkan kekuatan atau arogansi kita,
tp sekedar mengingatkan mereka
apakah dukungan yang mereka berikan setimpaL dengan yang kita berikan..
ayo, saatnya kita bergandeng tangan dan merapatkan barisan
tetap semangat buat amma!!
menurutku, mungkin lebih pas bukan diforum ini untuk diskusi masalah ini. tapi yang jelas dirku turut prihatin dengan masalah ini
mungkin bisa dijelaskan kronologis permasalahan apaw yang menimpa Ama…saat itu teman2 di Sukoharjo sedang mengkonfirmasi masalah apaw…??
Kalau memang Ama saat ini tidak bisa dikonfirmasi, mungkin cara yang bisa kita tempuh dengan mengumpulkan kliping beritanya.
Mungkin diantara temen2 di redaksi tempat Ama bekerja, bisa mencari kliping berita tersebut…
juga teman2 koran lain yang juga membuat berita itu, bagaimana content berita yang saat itu dibuat oleh teman2 yang bertugas di Sukoharjo.
Itu bisa dijadikan pembanding…adakah titik kesalahan berita yang dibuat dan letak keberatan si narasumber terhadap berita itu dimana…
Bisa jadi semua koran halaman Sukoharjo hari itu menulis tentang berita tersebut, tetapi karena yang mengakar adalah Solopos…so gugatan itu dilayangkan ke redaksi itu.
Ini bahan diskusi menarik, karena secara tidak langsung pun kita sering melakukan hal sama.
Semoga teman2 tidak takut atas lahirnya kasus ini…
Buat Ama…semangattttt
yang utama, kita doakan dulu teman kita yg ceria itu segera pulih… segera membaik kesehatannya… karena, jalan lain, jalan yang sama, (saya tidak katakan jalan ini lebih baik atou lebih buruk) telah menanti…. itu saja, sementara ini…
soal ceriteranya sendiri, saya yakin banyak teman2 ingin berbagi, tapi ada baiknya jangan diperbincangkan di sini… warung talok akan menjadi tempat paling pas bertukur ceritera dan usulun menganai kasus kali ini.. ya ta…
Cepet sembuh ya mba’Amma…
Saya dengar sudah ada yang menanti mba’Amma.
Keep chayoo.
Cepet sembuh ya mba’Amma…
Saya dengar sudah ada yang menanti mba’Amma.
Keep chayoo.
karena seatap perusahaan dengan Ama, tentu aku ngasain bgt tekanan dan tuntutan kantor yang kadang nggak rasional.
apalagi atasan langsung, secara terus terang bilang,
WORK SAFE…
cz kalo BIG BOZ dan keluarin keputusan, nggak ada yang berani bela orang lain, dan pada nyari aman diri sendiri.
itu dah menjadi rahasia umum di kantor 3 lantai ini.
Buat Ama, cepet sembuh.
pokoke mesti maem yang banyak.
siapa tau rejekinya ada di Jogja apalagi deket dengan keluarga.
ntar tak jenguk dech brg Papa kalo pas maen Jogja.
tetep semangat!
cz diantara kesulitan pasti ada kemudahan.
pertama-tama saya ingin sampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa ini. ini memang mengejutkan, bahkan mungkin ada beberapa yang menganggapnya “kejam”, tidak adil, tidak berperasaan atau apalah kalian mau menyebutnya.
tapi cobalah teman-teman melihat perkara ini secara lebih bijak. masalah ini punya banyak sisi dan setiap sisi menghasilkan cara pandang yang berbeda. jika semua bisa digabungkan maka akan bisa menghasilkan konklusi dan analisa yang pasti bisa diterima semua pihak. bagi ama pun pasti akan lebih menenangkan. mencari siapa yang salah tidak akan menyelesaikan masalah. yang ada justru membuat situasi tambah bubrah.
Kalau mau menyalahkan, keadaanlah yang salah karena menempatkan semua yang terlibat dalam posisi yang demikian itu. marilah kita menempatkan masalah ini sebagai sesuatu yang bebas nilai, bebas tendensi, dan bebas emosi.semua ini sudah terjadi. bagi kita ini adalah pelajaran untuk lebih berhati-hati lagi di masa mendatang.
Buat amma, kami akan selalu ada di belakangmu, semoga ini adalah jalan yang ditunjukkan Tuhan kepadamu agar menjadi umatnya yang lebih baik lagi. Yakinlah, Tuhan sangat menyayangimu dan pasti punya rencana yang lebih indah bagi hidupmu…(jadi serius bgt ya….)
btw, nanti malam jam 7 ada yang mau ngeliput puan maharani ngamen di balapan ga ya…hehehe…(golek konco)
“cz kalo BIG BOZ dan keluarin keputusan, nggak ada yang berani bela orang lain, dan pada nyari aman diri sendiri.
itu dah menjadi rahasia umum di kantor 3 lantai ini”
Bukan hanya soal keputusan, tapi juga meski melakukan kesalahan fatal, seperti mukulin orang beberapa tahun lampau, cuma gara2 tu orang ngalangin mobilnya yang mau keluar kantor… meski yang dipukulin babak belur orang2 yang ada dikantin pun tak bisa berbuat banyak dan seolah2 tidak melihat… sayang orang yang dipukulin ga berani lapor polisi.. secara itu sudah kriminal…
buat amma cepet sembuh and keep chayooo yak… amma gitu loh…. katanya saingan beratnya shan cai…
kalau soal yang dialami amma, terlepas dari kebijakan yang dipakemi kantornya bernaung selama ini, harusnya penggede yang ada di sana juga melihat kompetensi si nara sumber. soalnya kata wartawan yang udah seniooor banget di Solo, si nara sumber itu emang bukan orang “baik-baik”.
ada yang cerita ke aq, katanya sekitar 7 ato 6 tahun lalu juga ada wartawan yang dipecat gara2 komplain yang diutarakan si nara sumber yang satu itu… katanya juga wartawan di adi sucipto 190…
gara2nya apa? sepele banget.. si wartawan nulis ucapan si bapak pengacara satu itu usai pada wawancara bareng2 di satu ruangan sama2 wartawan lain… tapi si wartawan tidak ikut mengutarakan pertanyaan… jadi si nara sumber merasa si wartawan tidak berhak menulis hasil wawancara yang ada…. nah, bagi kita hal itu tentunya sangat tidak masuk akal kan… dan dengan track record si narasumber yang terkenal gak cetho itu ternyata tidak menjadi bahan pertimbangan penggede untuk mengeluarkan keputusan….
tapi apapun itu, nasi sudah jadi bubur.. so q cuma bisa berdoa aja buat amma (moga-moga doaku sih mandi yooo) semoga dapet tempat yang lebih baik dan atasan yang mau lebih menghargai keringatnya…. okrey.. wassalam…
Power wartawan memang masih sangat lemah. Namun seringkali berperilaku megalomania, seakan-akan bisa menaik-turunkan citra orang sesuka hati. Hal seperti ini perlu segera diperbaiki.
Terkadang, ada narasumber yang semena-mena kepada wartawan, ketika dia tidak butuh. Apalagi kalau dia tersangkut sebuah berita yang buruk. Tapi saat dia butuh publisitas, wartawan masih tetap berbondong-bondong menghadiri jumpa pers yang digelarnya.
Saya mempunyai usulan konkret. Saya tidak tahu usul saya ini benar atau tidak. Wartawan solo harus memiliki daftar hitam narasumber, dan harus konsisten terhadap daftar tersebut, meskipun dia memiliki berita yang sangat layak muat.
Jika kita tidak konsisten, selamanya wartwan hanya menjadi alat publisitas.
usulan daftar pertama, PAK PUNK
Satu lagi, hari ini saya menemui sebuah kejadian yang tidak mengenakkan.
Serombongan wartawan yang tengah menjalankan tugas jurnalistiknya diancam oleh seorang anggota kepolisian salah satu polsek tanpa ada alasan yang jelas.
Ingin rasanya menanggapi ancaman dari oknum tersebut. Hanya saja mengingat keselamatan sang narasumber yang sedang diwawancara, niat tersebut terpaksa diurungkan.
ompiq britane tak buat dari pak wali ajah, soale susah ditelp…. he eh kie kasusnya ama ternyata impactnya gede buangeeet…. njanjukkkkkk…. suwe UU 40/1992 kagak berlaku lagi yen ngene terus carane….. guk.. tenan..
sori terbawa emosi boss….
yup kayaknya sudah waktunya kita buat daftar hitam… soale kadang orang yang mengintervensi kita, sudah dibantu lewat pemberitaan begitu kepentingan terpenuhi kita diintervensi….. guk memang…. kalao anggota dewan sukoharjo bilang kita itu cuma dijadikan tangga untuk memetik mangga, begitu dapet buahnya langsung dibuang ke tanah…. ya… nasib… ya… nasibbb
RALAAAT..maksudnya bukan daftar hitam. Tapi harus ada beberapa narasumber yang di-persona non grata-kan….alias oarang yang tidak disukai.
Lha yen daftar hitam, nggenah aku mlebu to boss…..
O iya…secara resmi PANGERAN ompiq mengundurkan diri dari bursa calon admin pilihan penggemar.
Secara ga ada fasilitas apa pun bagi seorang admin, kecuali istri dinas.
Ehmm…saya bisa mencalonkan diri lagi kalo ada istri dinas yang baru. menurut penilaian saya, Istri dinas yang ada pada saat ini sudah mulai membutuhkan banyak perbaikan. Kurang nyaman untuk digunakan.
Sudah saatnya dilelang.
hua***sy*** omongane…. kagak enak banget… opo wis kelingan sebabpe kenapa jadi sensi ama bu dinas….. nanti kalau kagak ketemu pada nyanyi… ada apaaaa denganmuuuuu… lo ompiq..
karokean yukkkkzzzz
sepakat ma ompiq, kayaknya emang perlu tuh dibikin sebuah daftar narasumber yg tidak kompeten (PWI aja katanya mau bikin buku putih berisi daftar wartawan yg kompeten…ya nggak?)
daftar itu gunanya sbg referensi bg wartawan lain agar hati-hati menghadapi narasumber ybs.
secara dlm kasus amma, spt kata jeng koni, tuh narasumber punya track record suka bikin masalah dg wartawan. tp krn amma ga tau soal itu, jdnya kecentok deh dia. cb amma tau sejak awal ttg track record narasumber itu, so pasti dia akan lbh hati2 menghadapi yg satu itu, shg tdk perlu mengalami masalah yg sgt tdk mengenakkan itu.
itulah knp aku blg yg salah adalah keadaan, keadaanlah yg menyebabkan amma hrs berurusan dg tuh narasumber, shg kmd narasumber itu komplain (padahal kalo narasumber itu ga komplain kan sebenarnya ga akan terjadi apa2). itu sudah terbukti dari sekian byk kali para kuli tinta press conf via phone. ya nggak?
sbntr sy sepkat bget ada list narsum gituan,cuma kok pakpunk msuk dftr ompiq? knp ga kshn temn kit
sebab dia sedang hamil omheyu…
benar kata orang…
jurnalis seperti lilin. Berjuang memberi terang, namun ia sendiri leleh dan tak mampu berjuang untuk diri sendiri.
namun di ujung sana juga masih banyak jurnalis yang berkepala sosialis.
berperut kapitalis.
dan berkelamin liberalis…
pilih,kita akan berada dimana?
kalo bisa list narsum yang di persona gratakan yang banyak sekalian…jadi bisa buat alesan nggak liputan…!!
usul nama : ehem…pak hartono..!!
sebut nama dan alasan yang kuat dong…tapi ngga perlu logis
yes mulai mengerucut, dari hasil masukan ini tidak ada salahnya kita membreikan masukan organisasi wartawan di KOta Bengawan menerbitkan narsum-narsum jangkrik. Tapi bener kata ompiq, sekal iblacklist tetap black list, tapi apa ga kita lhat dulu kaya apa sich wajah di narsum yang bikin heboh itu ? kalau mang bikin perut mumet, kepala mual ya di tinggal langsung ke belakang cari WC
mengerucut…kayak tumpeng aja omheyu
ompiq, di ujung mana ada jurnalis berkepala sosialis, berperut kapitalis dan berkelamin liberalis? wah selain laki-laki, perempuan dan hermaprodit skrg ada liberalis jg..
weh..tu maksutnya kelaminnya ga tau aturan,gitu.
mencok di mana-mana, atau diencoki dari mana mana..hehe
Aku bingung mau mengutarakan apa? yang jelas, buat mba ama tabah ya….
buat teman-teman sebenarnya saya sepakat sama si mac, hampir semua narsum pasti layak masuk daftar hitam… kalau begitu, kita mau liputan apa?
atau semua koran di kukut saja!
hush…. ngawur…! tapi yang jelas, aku harus lebih banyak belajar dari kalian…termasuk dari apa yang dialami seniorku…
aku usul daftar hitam, ompic…bagaimana kalau mba lina sahid jaya?
Ompig kalo mo ngomong wig-nya tolong dilepas dulu…biar rada sopannn
bukannya gak sopan mac, bau nya minta ampun!!!!
hushh…ngawur kiyek Hijri…Mbak Lina Shaid kan kulitnya nggak item kayak Ompiq..masak masuk daptar hitam…nggak dapet bolang-baling lagi lo kalo ke Sahid ntar…(itu kemaren yang kita makan bolang baling yah…yang nyempluk…)
usul konkrit…pak joko pangarso…!!!
setuju Pak Admin! Pak Jokpang, yang kalo ketemu wartawan langsung pura-pura nelepon padahal ga tahu mau telp siapa…heran!!! Wong kita juga blm tentu mau wawancara dia…GR
awas sampe menyebut pak hartono item… tak hajar!!! secara hijrik sudah membuktikan beliau lebih mending dilihat ketimbang juragan wig alias ompik… kikiki… maaf om…
siapapun orang yang kita lihat, pasti tetep lebih mending orang itu kok…daripada Ompiq…!!
Ompiq tadi pas sisiran keluar jangkrik nggak…kalo masih ada, saya minta buat pakan iwak…!!